Friday, October 31, 2014

Teknik Tilt Shift (Teknik Foto Efek Miniatur)




Teknik Tilt Shift (Teknik Foto Efek Miniatur)

Kalau anda menyukai photografi, setidaknya anda pasti pernah mendengar istilah ini.
Tilt Shift merupakan sebuah teknik photography yang menggunakan lensa khusus dimana Lensa ini dikembangkan untuk memperbaiki perspektif dan mengatasi distorsi dengan cara mengubah sudut lensa terhadap media (film atau sensor). Nikon mulai mengembangkan lensa yang dapat digeser (shift) pada tahun 1960, sedangkan lensa yang bisa digeser dan ditekuk (tilt-shift) dikembangkan oleh Canon pada 1979. Sejak itu Nikon & Canon menyediakan beberapa seri lensa tilt-shift untuk berbagai keperluan. Salah satu efek yang paling nyata dari penggunaan lensa tilt-shift adalah menyempitnya ruang tajam (DoF – Depth of Field) Dengan perkembangan teknologi digital, dalam batasan tertentu distorsi ini bisa diperbaiki melalui olah digital. Tilt-Shift Photography kemudian berkembang menjadi sebuah seni untuk me-miniaturisasi, membuat foto dari benda-benda nyata tampak seperti model mini dengan memanfaatkan efek penyempitan DoF, menaikkan saturasi dan penyesuaian kurva. 

Singkat kata teknik tilt shift adalah adalah teknik dalam fotografi yang dapat membuat dunia kita yang besar terlihat seperti satu set mainan miniatur kecil.
Untuk mendapatkan foto dengan teknik ini ada 2 cara, yaitu dengan lensa khusus atau dengan photo editor seperti Photoshop. Untuk lensa khusus tilt shift kira-kira seperti ini penampakannya





berikut ini adalah contoh foto-foto unik hasil teknik tilt shift :

Thursday, October 30, 2014

Segitiga Emas Fotografi

Photography dalam bahasa yunani yang artinya melukis dengan cahaya sangat bergantung terhadap keseimbangan cahaya pada saat film/sensor menangkap objek. ketiga komponen tersebutlah yang menentukan apakah foto tersebut under exposure (terlihat gelap), over exposure (terlihat terang), atau seimbang sehingga foto tersebut terelihat wajar sesuai dengan penglihatan kita.

Kali ini asumsinya dengan menggunakan DSLR. pada prinsipnya, kamera SLR dan digital SLR sama saja, namun yang membedakan dalam digital kita mampu melihat hasilnya langsung setelah kita memotret memlalui LCD yang tersedia. Berikut ini akan dijabarkan pengertian ketiga komponen exposure tersebut.

ISO

ISO adalah seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Secara teknis disaat intensitas cahaya kurang maka yang perlu dilakukan adalah dengan cara menaikkan ISO sehingga foto mencapai titik keseimbangan. sebaliknya, apabila intensitas cahaya cukup terang yang perlu dilakukan adalah dengan cara menurunkan ISO. agar lebih mudah mengartikannya akan kita asumsikan bahwa ISO tersebut sebagai lebah pekerja. jika kamera kita set denga ISO ada di 100 maka terdapat pula 100 lebah pekerja. tugas lebah pekerja itu adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. kalo kita menambah ISO dri 100 ke 200 (dalam aperture yg konstan), kita mempersingkat waktu yg dipake kamera dlam membuat gambar.

APPERTURE

Komponen selanjutnya yang akan kita bahas adalah apperture atau diafragma. Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F kecil dan dengan satuan sebagai berikut: f/1.2 f/1.4 f/1.8 f/2.0 f/2.8 f/3.5 f/4.0 dst. Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa (f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0, f/2,8 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/16).


Lalu apa hubungannya dengan dept of field atau dalam bahasa indonesia adalah ruang tajam. dept of field adalah ukuran bidang fokus pada kamera. Dengan bukaan apperture yang besar berarti mempersempit bidang fokus dan sebaliknya dengan bukaan apperture kecil berarti memperluas bidang fokus. Lihat gambar berikut ini. 

SHUTTER SPEED

Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur

Tips Membeli kamera DSLR

1. Kebutuhan dan Budget

Hal yang paling utama sebelum membeli kamera DSLR adalah kebutuhan kita. Karena sebagai pemula akan sangat membantu apabila membeli kamera yang dianjurkan untuk pemula, dikarenakan kamera untuk pemula itu dilengkapi dengan fitur-fitur mudah dan tidak terlalu rumit. Sehingga memudahkan kita untuk belajar ilmu fotografi. Ketika anda sudah mulai mahir dalam memotret, anda bisa memilih kamera dengan spesifikasi diatas sebelumnya dan juga jangan lupa disesuaikan denganbudget yang anda miliki.

2. Sensor


Ada 3 kategori untuk sensor pada kemera, yaitu fullframe, APS-C dan Four-Thirds. Sensor full frame artinya sensor kamera DSLR yang memiliki ukuran sensor yang ukurannya sama dengan ukuran film pada kamera analog. Jadi apa yang anda lihat di viewfinder ketika memotret, maka akan seperti itu lah hasil fotonya. Tanpa ada bagian yang ter-crop.
Kamera dengan sensor APS-C memiliki ukuran sensor yang cenderung lebih kecil. Resikonya adalah, akan ada beberapa bagian foto yang hilang atau di crop karena ukuran gambar di sensor tidak sama seperti yang anda lihat di viewfinder. Namun keuntungannya adalah harga kamera dslr murah dan kamera body akan terasa lebih ringan.
Kamera dengan sensor Four-Thirds. Jenis ini adalah yang paling populer saat ini. Dengan ukuran sensor yang lebih kecil dari sensor APS-C, maka ukuran body akan menjadi lebih kecil serta lebih ringan. Sehingga mudah dibawa kemana-mana. Kualitas gambar yang dihasilkan pun tetap sama.
Contoh kamera berdasarkan ukuran sensor:
Full frame:
Nikon D600, Canon 5D mark III, Nikon D4, Nikon D700, Nikon D800, Sony A99.
Crop sensor APS-C :
Sony SLT A37/A57, Canon Nikon D3000/D3200/D90/D7000, 600D/650D/60D/7D, Sony A390.
Four-Thirds :
Sony NEX, Fuji XE-1, Canon EOS-M, Olympus EPL/EPM/EP, Nikon J1/V1Panasonic GF.

3. Resolusi Kamera


Jangan tertipu dengan resolusi kamera, mungkin anda pernah bingung kamera merk a resolusi A harganya sekian lalu kamera B harga sekian. Resolusi itu adalah tingkat kerapatan titik titik yang membentuk foto, nah umumnya kamera dengan resolusi 10 MP (apapun jenisnya) walau dicetak untuk ukuran banner pun tidak bakalan pecah-pecah detailnya. Kecuali anda mau membuat foto sebesar lapangan bola. Jadi harap bijak sebelum membeli kamera dslr untuk pemula ya!

4. ISO


Fitur yang juga harus diperhatikan pada kamera DSLR untuk pemula adalah ISO. ISO sangat dibutuhkan untuk memotret pada kondisi cahaya minim atau di tempat gelap.
ISO mendeskripsikan kepekaan cahaya dari sensor yang ada di kamera DSLR terhadap standar umum. Nilai ISO tinggi di kamera berarti gambar yang dihasilkan lebih terang. Tapi ISO tinggi sangat dipengaruhi juga oleh kualitas sensor kamera di DSLR dan juga fungsi noise reduction supaya hasil foto tetap berkualitas meskipun diambil di tempat yang minim cahaya. Umumnya kamera dslr untuk pemula tidak peka terhadap keadaan minim cahaya. Sebelum anda membeli kamera dslr perlu diketahui, ana sebaiknya jangan juga terlalu fokus bahwa kamera harus mengambil gabar ditempat yang minim cahaya. Bila minim cahaya ya tinggal beli lampu flash saja, banyak yang murah meriah.

5. Shutter Speed/Kecepatan Rana

Kamera DSLR untuk pemula tentu memiliki kecepatan yang lebih baik daripada kamera pocket, meskipun kamera pocket tersebut berharga lebih mahal.
Shutter speed akan dangat diperlukan apabila anda memiliki kebutuhan dalam memotret objek yang bergerak misalnya mobil yang sedang melaju atau lah raga lari, dan sebagainya. Shutter speed umunya sama saja pada kamera dslr kelas apapun intinya anda harus mengerti teknik dalam memilih shutter speed yang tepat.

6. Image Stabilizer

Sebelum membeli kamera DSLR untuk pemula sebaiknya perhatikan system anti goyang (image stabilization) pada kamera. Fitur ini berfungsi untuk mengurangi efek dari kamera bergetar/bergoyang. Umumnya kita akan memegan kamera dengan tangan tentunya pada saat menekan tombol shutter ada hentakan lalu tangan kita yang bergoyang walau sedikit. Fitur ini fungsinya untuk mengurangi dampak dari hal itu.

7. Ukuran dan Model

Pertimbangkanlah Ukuran kamera DSLR yang ingin anda beli. Ukuran Kamera DSLR memang kebanyakan besar, namun ada beberapa kamera DSLR yang memiliki ukuran lebih kecil dan ringan. Jika anda adalah fotografer yang suka traveling, pertimbangkan kamera dengan ukuran body yang kecil sehingga lebih mudah untuk dibawa kemana-mana contohnya Canon EOS 100D. Jenis kamera Four-Thirds dan kamera mirrorless dapat menjadi pilihan karena ukurannya yang simpel dan mudah untuk dibawa kemana-mana karena lebih ringan.

8. Auto Fokus

Kehandalan, ketepatan dan kecepatan kamera melakukan autofokus terutama dalam cahaya rendah merupakan salah satu keunggulan kamera DSLR dibandingkan smartphone ataupun kamera pocket. Sebelum membeli kamera DSLR cari lah info kamera yang mampu melakukan autofokus secara cepat dan juga memiliki titik AF yang banyak.

Belajar Fotografi

Depth of field (ruang tajam)

Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.

2. Slow dan Stop Action (Freeze)

Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/ menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik.
Stop action (freeze) kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih.

3. Panning

Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik. Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur.